Kultur In Vitro memiliki arti pembudidayaan suatu tanaman didalam wadah - wadah gelas (botol) yang mengandung nutrein yang mencukupi. Teknik ini memiliki arti yang lebih luas dan umum dibandingkan teknik kultur jaringan sebab teknik kultur in vitro tidak hanya melibatkan jaringan tetapi juga sel atau organ tanaman yang di tumbuhkan dalam lingkungan yang aseptik, bebas mikroorganisme dan terkendali (pH, temperatur, pencahayaan dan nutrein).
Awal perkembangan dari kultur jaringan dimulai ketika ahli Botani George Morel yang berasal dari Perancis tanpa sengaja mendapatkan fenomena bahwa dari batang anggrek yang sangat pendek dapat tumbuh tanaman anggrek yang baru. Kultur in vitro sangat baik diterapkan untuk hal - hal berikut ini, antara lain : Tanaman - tanaman yang sulit mengalamiregenerasi,
Tanaman - tamanan yang memiliki nilai ekonom yang tinggi, dan
Mendapatkan bibit tanaman yang bersifat seragam secara banyak dan cepat
Secara sederhana, bagian - bagian tanaman yang ingin dibudidayakan harus di cuci bersih dan disucihamakan. Secara aseptik, bagian dari tanaman tersebut di pindahkan ke dalam suatu wadah (gelas) berisi agar bernutrisi dengan kondisi lingkungan yang terjaga. Nutrisi didalam media mencakup gula, garam - garam mineral, vitamin dan asam amino. Bila kondisi sesuai maka dari bagian tanaman tersebut akan muncul tunas - tunas bru yang kelak dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang utuh.
sumber : ganeca axact
1 comments:
Bagus..nanti dikembangkan lagi yaa,,
kira-kira apa ya kendala terbesar dalam teknik kultur in vitro??
karena menurut saya kultur ini sangat baik, selain kondisinya mudah terkontrol juga tidka membutuhkan area yang luas
Post a Comment